berawal dari datang kesekolah dah di sambut dengan pengawas terbaik yang pernah ada, ya. bu Titin Indayani, yang kata orang-orang dia pergi umrah dan ngak jadi ngawas karena kesibukannya itu. tapi tuhan berkata lain, dia masuk dnegan gagahnya membawa amplop soal, fisika. oelajaran yang satu ini bsa buat satu kelas merataoi nasib. tambah lagi pengawas yang menurut tetangga sanggar kalo lagi ngawas. tapi itulah nilai plus baut bunda ku yang satu ini, SANGAR! g kan ada ritual ingusan dengan contek mencontek., :D
beranjak ke depan waktu, supalang ujian, alhmdulillah dapat melihat wajah gadis yang ku idamkan. siapa lagi kalo bukan kakak kelas cantik itu, dia yang selalu buat hatiku ini panas dingin kalo lagi jalan berdua dengannya. haha., kami mampir jalan bersama bentar trus makan bareng. asli cuy, hal yang kaya gini lebih mahal dari pada emas yang di jual" di pinggir jalan. (yaiyalah, mastas tauk! :hummer)
ujian kelar, perut dah kenyang, tiba saatnya ngampirin sahabat neh. ya, rayan pemuda canggung itu tak henti-hentinya menggundang gelak tawa ku dengan tingkah laku konyol yang iya lakukan.,
siang tadi biasanya seperti biasa nya kami selalu makan siang di kubah mesjid, bersantai dengan nyanyian angin di atas sana. tapi tidak seperti biasa, hari ini sakitnya kambuh lagi, iya mengajak "teman" nya yang lain untuk ikut di atas dan ikut dalam tradisipersahabatan kami.malah dia minta agar aku makan di luar saya agar tidak mengganggu acaranya dengan temannya itu katanya. tapi aku tetaplah aku, meski tidak dapat izin siang jam 2 itu tapi naluri pemanjat masi menuntun ku untuk sampai ke atap mesjid yang kami banggakan itu.
siang tadi biasanya seperti biasa nya kami selalu makan siang di kubah mesjid, bersantai dengan nyanyian angin di atas sana. tapi tidak seperti biasa, hari ini sakitnya kambuh lagi, iya mengajak "teman" nya yang lain untuk ikut di atas dan ikut dalam tradisipersahabatan kami.malah dia minta agar aku makan di luar saya agar tidak mengganggu acaranya dengan temannya itu katanya. tapi aku tetaplah aku, meski tidak dapat izin siang jam 2 itu tapi naluri pemanjat masi menuntun ku untuk sampai ke atap mesjid yang kami banggakan itu.